17 Mei 2009

Toto (Bagian 1)

Pada postingan informasi dan referensi musik edisi kali ini saya akan mencoba mengangkat cerita, biografi, dan perjalanan karir dari band yang cukup tersohor di era 80 an hingga 90 an.Banyak orang mengatakan bahwa pengalaman adalah pelajaran berharga. Bagi group band Toto, pernyataan itu memang benar adanya. Sebelum menjadi satu group, mereka adalah musikus studio. David Paich (keyboard), Steve Lukather (gitar), Steve Porcaro (gitar), Jeff Porcaro (drum), Bobby Kimball (vocal), dan David Hungate (bas) bisa dibilang telah memiliki jam terbang cukup tinggi dalm membantu proyek rekaman penyanyi dan juga beberapa band di Amerika.Toto terbentuk pada tahun 1978, di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Untuk referensi, Toto sebenarnya merupakan hasil pertemuan eman musikus yaitu, David Paich, Steve Lukather, Steve Porcaro, Jeff Porcaro, Bobby Kimball, dan David Hungate, mereka mendirikan group musik tak lain karena tertarik dengan materi lagu dari band – band Inggris, seperti Led Zeppelin, The Rolling Stones, dan Yes. Band – band tersebut ternyata sangat berpengaruh dan menjadi referensi dalam musik Toto. Nama Toto sendiri diambil dari nama anjing milik Dorothy, tokoh dalam kisah The Wizard of Oz.Toto berhasil masuk dapur rekaman karena produser percaya atas kemampuan dan pengalaman mereka sebagai musikus studio, khususnya setelah para personil Toto berhasil menangani rekaman album Silk Degrees Boz Scaggs.Album solo yang didukung David Paich, Jeff Porcaro, dan David Hungate itu menjadi jaminan Toto memasuki dapur rekaman..Kesempata tersebut dimanfaatkan Toto unuk merilis debut album Toto. Sebelumnya, single “Hold The Line” dirilis ke pasaran di tahun 1978. Single tersebut berhasil menduduki Top 10 di Amerika disusul album Toto yang terjual lebih dari dua juta keeping.Sukses debut album Toto, berlanjut ke album kedua, “Hydra”, yang dirilis pada tahun 1979. Namun sayang album tersebut hanya sukses pada angka penjualannya saja, tetapi tidak sefenomenal debut album Toto. Bahkan format musik mereka juga yang semula memadukan corak rock-fusion-classic, tidak muncul di album Hydra karena ternyata warna jazz lah yang lebih dominan. Meskipun demikian rupanya Toto masih menampilkan lagu bergaya rock seperti “All Us Boys”. Tidak ketinggalan corak black music juga mereka tampilkan dalam lagu “99”.

Toto baru sukses dan berhasil mencetak lagu – lagu evergreen setelah merilis album “Turn Back” di tahun 1980. Album ini boleh saja jeblok di pasaran, tetapi album ke-4 yang diberi judul Toto IV (1982) justru sebaliknya, ibarat album emas bagi Toto.Lewat album tersebut Toto berhasil melejitkan 3 hit legendaries seperti “Rosanna”, “Africa”, dan “I Wan’t to Hold You Back”. David Paich, keyboardis Toto mengatakan ketiga lagu tersebut mempuyai karakter tersendiri. “Rosanna” misalnya lagu ini lebih condong ke fusion, “Africa” condong ke pop afro, dan “I Wan’t To Hold You Back” bergaya soft rock.Barbagai cerita mewarnai pengarapan album ke – 4 tersebut. “Rosanna” merupakan lagu yang berkisah tentang seorang wanita bernama Rosanna Arquette dan pernah menjalin cinta dengan Steve Lukather. Lagu “Rosanna” berhasil menggondol Grammy untuk kategori Best Pop Vocal Performance dan Best Instrumental Arranggement with Vocal. Album Toto IV juga berhasil dinobatkan sebagai album terbaik dan produser terbaik di tahun 1982.Namun, seperti kebanyakan group lain, sukses itu ternyata tidak diikuti kekompakan personel. Karena sang frontman, Bobby Kimbal, malah memilih keluar dari Toto. Menurut desas – desus yang berkembang, Bobby Kimbal dipecat dari Toto karena tidak disiplin. David Hungate rupanya juga menyusul Bobby Kimbal. Pengganti Bobby Kimbal selanjutnya adalah Dennis Fergie Fredickson. Sedangkan adik kandung Steve dan Jeff, yaitu Mike Porcaro, tampil sebagai bassis baru Toto.Setelah merilis album “Isolation” di tahun 1984, Dennis Fergie Fredickson mundur dari posisi vocalis sebelum merilis album “Fahrenheit” (1986), posisi Dennis kemudian digantikan oleh Joseph Williams.Fahrenheit rupanya memiliki kasus yang sama dengan album “Toto IV”, melalui album “Fahrenheit”, Toto berhasil melejitkan hit bernuansa pop jazz, yaitu melalui lagu “Lea” dan “I’ll Be Over You”. Bisa dikatakan Fahrenheit adalah album yang identik dengan album “Toto IV” dan “Hydra” dimana lebih banyak menyajikan lagu – lagu jazzy. Sebenarnya masih banyak cerita tentang Toto cuma kayaknya gak asik kalau dimunculin semuanya sekarang jadi tungguin di postingan selanjutnya, sebagai bocoran si Bobby Kimbal mantan vocalis Toto bakal gabung lagi bareng Toto loh penasaran khan?? .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUMBER PENGHASILAN

 
Masukkan Code ini K1-434DCE-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
free counters

MUSIC DOWNLOADS

SOFTWARE