24 April 2009

The Police (bag 2)

Sebagai salah satu referensi musik manca era 80 an yang cukup tenar maka tak heran jika kehadiran The Police, baik dalam bentuk album maupun tur sangat dinantikan oleh remaja pada era itu. Pada akhir tahun 80 an The Police merilis album “Zenyatta Mondata”. Setelah itu, mereka menggelar tur susulan di Belgia. Pada album ketiga itu, Sting menulis beberapa lagu yang cukup menyita perhatian publik musik, yaitu “Driven to Tears”, “When the World is Running Down”, You Make The Best of What’s Still Around” , dan Canary in A Coalmine”.

Di album itu, The police juga melahirkan megahit antara lain “De Do Do Do De Da Da Da” dan "Don’t Stand So Close to Me”. Sayang album ketiga mereka dianggap sebagai pemborosan karya karena terlalu mengeksploitasi unsur – unsur filosofi dan menonjolkan permainan ritmis pada musik.
Sedangkan album keempat “Ghost in the Machine“ yang dirilis tahun 1981 menuyuhkan warna musik yang lebih berkembang. Mereka mencoba memasukan unsur keyboard dan alat tiup semacam saksofon menjadi rangkaian musik yang agak berbeda seperti pada lagu “Spirit in the Material World”. “O

ne World (Now There)”, dan Rehumanize Yourself”. Meski masih memasukan unsur reaggea musik mereka terdengar lebih progress.
The Police juga menyisipkan unsur musik yang terdengar futuristic pada lagu “Invisible Sun”. hit mereka “Every Little Thing She Does is Magic”, meraih posisi puncak di Inggris dan nomor 3 di Amerika Serikat. Karena musik mereka lebih berkembang, wajar bila album ini dinilai lebih baik daripada album – album mereka sebelumnya. Nama The Police kian melambung. Para personilnya pun menjadi selebritis yang dikagumi di mana – mana. Memasuki era 80 an, mulailah era solo karier mereka. Yang paling menonjol dan sukses adalah Sting. Bahkan penyanyi dan pemain bas berambut punk itu sempat membintangi beberapa film sperti “Quadrophenia", "Brimstone and Treacle", dan "Dune".
Berbagai proyek solo karier membuat The Police untuk sementara berhenti total pada tahun 1982. Baru pada tahun 1983, mereka meluncurkan lagi album rekaman (terakhir) “Synchronicity” Album itu mereka garap di Montserrat selama enam minggu. Album itulah yang disebut sebagai album puncak The Police. Beberapa nomor di dalamnya bergantian menjadi hit. “Every Breath You Take” menduduki posisi puncak selama delapan minggu. Hit lain dari album kelima mereka adalah “King of Pain” (posisi 3), “Syncronicity II” (posisi 16) dan nomor kalem “Wrapped Around Your Finger” (posisi 8).

Syncronicity menjadi album yang terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia. The Police bahkan meraih tiga penghargaan Grammy pada tahun 1984, termasuk song of the year untuk lagu “Every Breath You Take”. Selanjutnya mereka tampil memukau di hadapan 70.000 fans di Shea Stadium pada tanggal 18 Agustus 1983. Setelah selesai menggelar rangkaian konser, para personel dihinggapi kejenuhan dan The Police pun memutuskan untuk vakum selama dua tahun.
Sting memanfaatkan masa vakum itu untuk merilis album solo “ The Dream of Blue Turtles” pada tahun 1985. Yang ternyata cukup sukses. Di album itu, Sting berusaha keluar dari jalur musik The Police yang disebut sebagai band Ska New Wave / Pop / Reaggea. Debut solo album Sting seperti mengembalikan Sting ke akar musik lamanya yaitu jazz.
Tahun 1986, The Police diisukan menggarap materi album keenam. Namun karena ada perbedaan masalah musik yang berujung pada perselisihan, proyek tersebut terkatung – katung. Bahkan hanya menghasilkan satu single daur ulang “Don’t Stand So Close to Me” dalam album kompilasi Every Breath You Take.
Album itu meraih posisi ke -7 di Amerika Serikat dan mampu terjual tiga juta kopi. Beberapa album The Police selanjutnya menyusul, yakni Message in A Box: The Complete Recordings di tahun 1993 dan rekaman show mereka pada tahun 1979 / 1983 dalam kemasan double disk live.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUMBER PENGHASILAN

 
Masukkan Code ini K1-434DCE-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
free counters

MUSIC DOWNLOADS

SOFTWARE