30 April 2009

Black Sabbath

Pada akhir dekade 60an dan awal 70 an, bermunculan band rock di daratan Inggris dengan berbagai karakter. Namun mereka baru bisa disebut pengusung musik tertentu apabila telah merilis dua – tiga album. Begitu juga Balck Sabbath, yang bisa dijadikan sebagai salah satu referensi musik manca di era itu yang cukup melekat di benak pecinta musik rock tahum 60 an hingga 80 an.
Black sabbat sendiri dibentuk di Birmingham, Inggris di tahun 1967. Formasi band ini terdiri atas, Tony Iommi (gitar), Ozzy Osborne (vocal), Bill Ward (drum), dan Geezer Buttler (bas), serta ditambah dua musikus yaitu, Jimmy Philips (gitar) dan Acker Bilk (saksofon). Nama band ini sebelum mengusung nama Black Sabbact adalah Polka Tulk yang awalnya lebih banyak memainkan musik Blues.
Setelah Jimmy dan Acker cabut dari formasi band ini, nama grup ini pun berubah menjadi “Earth Blues Company”.
Earth Blues Company mencoba menulis materi lagu. Lagu pertama yang mereka ciptakan berjudul “Wicked World”, lalu “Black Sabbath”. Dari judul lagu Black Sabbath itulah mereka kemudian sepakat mengubah nama “Earth Blues Company” menjadi “Black Sabbath”. Saat itu mereka sedang gandrung – gandrungnya dengan bioskop yang seringkali memutar film – film horror. “kalau orang mau beli tiket buat nonton film horror hingga ketakutan, maka suatu ketika mereka akan melihat grup band, kata Tony Iommi kepada rekan – rekannya saat memulai kiprah “Black Sabbath”. Kebetulan Buttler mempunyai kebiasaan membaca atau menonton kisah mistis dan horror hingga bisa dijadikan sebagai sumber insiparasi dalam menulis lagu bertema gelap.

Sebagai salah satu referensi, ternyata tidak Cuma nama grup dan tema lagu yang berubah tetapi juga musik Black Sabbath juga ikut berubah. Berkat jasa sang manajer Jim Simpson, Black Sabbath akhirnya bisa teken kontrak dengan perusahaan rekaman Vertigo pada tahun 1969, dan berhasil merilis album pertama di tahu 1970. Album yang digarap dalam waktu dua hari itu rupanya dipakai buat melunasi utang para personel Black Sabbath.. Ketika album tersebut sukses di pasaran, mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan.
Sejak itu , citra setan mulai tertuju pada mereka. Bahkan di cover album petama mereka menampilkan sosok seorang wanita penyihir yang berdiri ditengah belantara hutan. Orang pun akan bisa menebak di toko Piringan Hitam atau kaset, bahwa Black Sabbat memang menggelar lagu – lagu beruji nyali. Jadi bisa disimpulkan mereka menjadi pencipta genre baru di jalur musik rock lewat lagu – lagu bernuansa gelap. Saat band lain menyuguhkan lagu – lagu dengan tema seks bebas, perang, cinta atau drugs, Black Sabbath malah tampil beda dengan gaya yang menakutkan.
Gaya musik mereka menjadi referensi bagi band – band underground pengusung heavy metal, black metal, atau death metal. Predikat sebagai grup yang menggelar lagu – lagu horror semakin santer saat mereka merilis album kedua di akhir tahun 1970. Album tersebut berjudul “Paranoid”, meski album tersebut sarat dengan sentuhan musik rock n roll yang rancak dengan sedikit sentuhan heavy, tetapi album tersebut mampu membawa pendengar ke alam yang mengerikan.
Insiparsi untuk menulis lagu – lagu bernuansa horror tidak hanya diambil dari novel film, tetapi ada pula yang terinsipirasi dari orang yang punya kelainan jiwa dan pemakai narkoba.
Abum Paranoid melejit ke puncak tangga album di Inggris dan berhasil melambungkan lagu ‘War Pigs”. Album ini juga berhasil menembus pasar Amerika. Sejak saat itulah Black Sabbath aktif menggelar konser dengan aksi panggung Ozzy Osborne yang teatrikal. Aksi panggung Ozzy Osborne yang sadistis tersebut juga dijadikan referensi dan memberi pengaruh terhadap penyanyi rock di Indonesia era 70 an, yaitu Ucok AKA Harahap.
Setelah album Paranoid sukses berat di pasaran, kemudian Black Sabbath melempar album ketiga bertitle “Master of Reality” di tahun 1971. Lagi – lagi album itu sukses menembus Amerika Top 10 , dan menjadi best seller selama setahun.
Sukses dengan album “Master of Reality” akhirnya berlanjut ke album ke album “Vol 4” pada tahun 1972. dalam album itu terlihat perubahan pada bidazng musik Black Sabbath, khususnya dalam struktur melodi. Namun lagu – lagu mereka masih bertema horor.
Lagu “Supernaut”, “Under the Sun” , dan “Cornucopia” dalam album Vol 4 tersebut jadi terasa lebih soft dibandingkan dengan album – album Black Sabbath sebelumnya. Bahkan di album itu, mereka mulai merancang komposisi instrumentalia, yaitu dalam lagu berjudul “Laguna Sunrise”
“Sabbath Bloody Sabbath” menjadi album heavy metal yang paling fenomenal. Berkat, Album yang dirilis pada tahun 1974 ini , Black Sabbath disebut – sebut sebagai pelopor heavy metal dengan warna yang lain.
Insipirasi dari lagu – lagu seperti ‘Killing Yourself to Live”, “Looking for Today”, dan “Sabbath Bloody Sabbath” konon diperoleh di sebuah puri, Clearwell Castle-Wales. Pada album itu Black Sabbath, melibatkan Rick Wakeman (pemain keyboard Yes) untuk mengisi beberapa bagian.
Sayang, kesusksesan itu tidak diimbangi dengan kekompakan grup. Black Sabbath juga mengalami masalah manajerial kontrak, termasuk perbedaan selera musik. Gonjang – ganjing mulai terasa sejak mereka merilis album “Sabotage” di tahun 1975 yang dianggap sebagai puncak grup Black Sabbath dengan vocalis Ozzy Osborne.
Masalahnya Tony Iommi menginginkan warna musik Black Sabbath lebih eksperimental. Ide tersebut didukung oleh Buttler. Tetapi ditentang oleh Bill dan Ozzy. Akibat perselisihan tersebut, album mereka berikutnya, yaitu “we Sold Our Soul for Rock N Roll” yang dirilis pada tahun 1976, dan “terminal Ecstasy” rilis tahun 1976, serta Never Say Die” yang rilis tahun 1978, dianggap sebagai karya tidak sedahsyat album “Sabotage”
Puncaknya Ozzy Osborne cabut dari grup pada tahun 1978, dan untuk semantara Black Sabbath merekrut Dave Walker sebagai pengganti Ozzy Osborne. Tapi sayang kemanpuan Walker jauh dibawah Ozzy Osborne. Black Sabbath kemudian mengajak mantan vocalis Richie Blackmore’s Rainbow, yaitu Ronnie James Dio untuk bergabung dalam formasi Black Sabbath.
Beberapa pengganti Ozzy Osborne kewalahan untuk mengangkat image horror dalam setiap aksi panggung Black Sabbath. Sebaliknya, Ozzy Osborne yang memilih untuk bersolo karir justru melenggang sukses dengan menawarkan aksi –aksi teatrikal.
Meski begitu Black Sabbath terus menghasilkan album. Mereka kemudian merilis album “Heaven and Hell (1980), “Mob Rules” (1981), dan :live Evil” (1983). Meski Ronnie James Dio tidak mampu menampilkan aksi panggung yang menakutkan seperti halnya Ozzy Osborne dulu, tetapi dengan warna vocl Ronnie yang baritone sesekali tenor melengking tinggi dengan vibrasi yang khas terdengar cukup menyeramkan.
Selama merilis ketiga album tersebut, formasi Black Sabbath berubah. Posisi Bill pada album – album tadi diambil alih oleh Vinnie Appice. Tetapi setelah merilis album “Live Evil” Appice dan Ronnie James Dio cabut. Posisi Appice kembali dipegang oleh Bill. Di posisi vocal, Black Sabbath merekrut Dane Donato, lau mantan frontman Deep Purple, Ian Gillan, pada tahun 1984, Buttler mundur.
Meski sering ganti formasi, Black Sabbath terus merilis album, antara lain “Born Again” (1983). Di tengah bongkar pasang pemain, Ozzy hadir lagi. Bukan lantaran untuk mengikuti konser Live AID di Weenmbley Stadium pada tanggal 13 Juli 1985, melainkan benar – benar kembali dan berlanjut pada proyek album “Seventh Star” di tahun 1986.
Sayang posisinya tidak bertahan lama karena kemudian digantikan lagi oleh Tony Martin.
Formasi Black sabbat yang terdiri atas, Tony Martin (vocal), Cozy Powell (drum), Neil Muray (bass), dan Tony Iommi (gitar) merupakan formasi terbaik sejak Ozzy Osborne keluar. Album – album yang mereka hasilkan seperti “Headless Cross” (1989), dan “TYR” (1990), sukses di pasaran.
Sayang Cozy Powell dipecat oleh Tony Ioomi karena masalah kedisiplinan. Akibatnya album “Dehumnazer“ (1992), dan “Cross Purpose” (1994) kurang berhasil. Black Sabbath pun menarik kembali Cozy Powell atau bisa dikatakan formasi album “Headless Cross” terbentuk kembali. Kali ini mereka merekam album “Forbidden” (1995) yang ternyata lebih sukses.
Ikhwal reuni Black sabbat bermula ketika Tony Iommi dan Buttler tampil dalam acara Ozzfest. Kebetulan Ozzy Osborne tertarik untuk berkumpul bersama dua sahabat lamanya itu, Bill menyusul mereka bertiga. Reuni berlanjut dengan konser di arena NEC – Ashton Birmingham bulan Desember 1997.
Konser tersebut didokumentasikan dalam album “Reunion” yang melejitkan hit “Iron Man” yang menjadi penampil terbaik di penghargaan Grammy Awards di tahun 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUMBER PENGHASILAN

 
Masukkan Code ini K1-434DCE-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
free counters

MUSIC DOWNLOADS

SOFTWARE